Analisi 2 buah Jurnal pada Komputasi Paralel
KONSEP PARALLELISM
1. Latar Belakang
Komputasi
paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan
dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan. Biasanya diperlukan
saat kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data
dalam jumlah besar ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak. Untuk
melakukan aneka jenis komputasi paralel ini diperlukan infrastruktur mesin
paralel yang terdiri dari banyak komputer yang dihubungkan dengan jaringan dan
mampu bekerja secara paralel untuk menyelesaikan satu masalah. Untuk itu
diperlukan perangkat lunak pendukung yang biasa disebut sebagai middleware yang berperan untuk mengatur
distribusi pekerjaan antar node dalam satu mesin paralel. Selanjutnya, pemakai
harus membuat pemrograman paralel untuk merealisasikan komputasi.
Teknologi
komputasi paralel sudah berkembang lebih dari dua decade, penggunaannya semakin
beragam mulai dari kebutuhan perhitungan laboratorium fisika nuklir, simulasi
pesawat luar angkasa, hingga perkiraan cuaca. Komputasi paralel didefinisikan
sebagai penggunaan sekumpulan sumberdaya computer secara paralel membagi
permasalahan sehingga menjadi lebih kecil untuk dikerjakan oleh setiap
processor (CPU) dalam waktu yang bersamaan/simultan (concurrent). Prinsip ini disebut paralelisme.
Dengan
sudut pandang software, Instruction-level parallelism memungkinkan suatu bagian
dari instruksi-instruksi yang diperoleh dari suatu program sequential
diparalelisasi untuk eksekusi pada banyak unit fungsional pipeline. Hal ini
secara mendalam mempengaruhi perancangan banyak institusi perancang
microprocessor dan compiler-compilernya. Sampai saat ini pengembangan ILP dianggap
masih belum sempurna, dengan demikian penelitian masih berlanjut untuk
menemukan optimisasi yang lebih baik untuk digunakan dalam rangka peningkatan
performa komputer.
2. Metode
Pada jurnal dan penulisan tersebut menggunakan
komputasi parallel dimana menggunakan konsep paralellisme, yaitu
suatu konsep dimana suatu
processor dapat melakukan atau mengerjakan suatu tugas secara silmultan atau
secara bersama-sama. Sehingga dapat dikatakan suatu processor dapat
menyelsaikan atau mengerjakan banyak tugas dalam satu waktu.
Pada jurnal yang pertama, menggunakan
tingkat instruction-level parallelism
pada uniprocessor. Sedangkan, pada penulisan yang kedua, menjelaskan bahwa
paralellisme pada komputasi paralel tidak memberikan solusi terbaik dalam
meningkatkan performansi dikarenakan terbatasnya kemampuan untuk menambah
kecepatan processor. Maka, pada penulisan tersebut menjelaskan konsep – konsep lain
pada komputasi paralel, seperti arsitektur computer paralel, distributed
memory, shared memory serta penggunaan algoritma paralel dan algoritma multithreading.
3. Analisis
Pada jurnal yang pertama, pengembangan
instruction-level parallelism
dianggap masih belum sempurna, dengan demikian penelitian masih berlanjut untuk
menemukan optimisasi yang lebih baik untuk digunakan dalam rangka peningkatan
performa komputer.
Sedangkan,
pada penulisan yang kedua, paralellisme
pada komputasi paralel tidak memberikan solusi terbaik dalam meningkatkan
performansi dikarenakan terbatasnya kemampuan untuk menambah kecepatan
processor. Lalu, penggunaan cluster PC
menjadi tren karena factor biaya dan skalabilitas. Serta penggunaan algoritma
paralel digunakan untuk menggantikan algoritma serial menyesuaikan arsitektur computer
yang digunakan.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal dan
penulisan tersebut adalah penggunaan parallelism dalam meningkatkan kecepatan
processor sudah baik, tetapi belum menjadi yang terbaik. Penelitian masih
berlanjut untuk menemukan optimisasi yang lebih baik untuk
digunakan dalam rangka peningkatan performa komputer.
5. Referensi
Komentar
Posting Komentar